Keluarga gue bilang, muka gue judes, galak, dan bengis. Begitu juga dengan teman-teman gue lainnya. Dan tak bosan-bosannya gue bertanya ke Kak RG, ‘Kak, gue galak nggak?’. Dengan tegas dia menjawab ‘GALAK, Kak!’. Harusnya dia ngerti dong, kalau cewek udah bertanya berkali-kali berarti cewek itu pengin agar pacarnya mengubah jawabannya. Bukan berarti gue nggak suka dibilang galak, lho. Demi Dewa! Tapi, karena gue merasa bahwa muka gue nggak galak sama sekali. Gue cukup punya banyak pengalaman, di mana gue dianggap dermawan (suka memberi). Dermawan dalam arti suka memberikan pinjaman atau piutang. Gue sendiri bingung, kenapa banyak banget yang mau berhutang sama gue. Bukan karena muka gue mirip pemilik bank atau lintah darat, kan? Pasti karena muka gue dianggap baik banget bak malaikat. Ya, emang kenyataannya begitu, kok. Nih ya, gue ceritain soal riwayat gue sebagai orang yang dianggap sangat dermawan, deh. Tahun 2007 akhir, gue pernah deket sama si Rohim (bukan nama sebenarnya) yang pernah gue ceritain di sini. Setelah si Rohim kabur dan menghilang begitu aja, dia tiba-tiba menghubungi gue ketika Valentine tahun 2008 silam buat ucapin Happy Valentine bla bla bla palanya peyang! Selang beberapa menit dia ucapin Happy Valentine, dia malah curhat di SMS bahwa dia lagi alamin masalah berat. Dia bilang adiknya kalah judi bola di kecamatan, terus ditangkap polisi dan dia butuh duit Rp 2 juta buat tebus adiknya supaya bisa dibebasin polisi. Terus gue cuma jawab ‘Oh’. Karena, gue pikir dia cuma cerita dan minta gue jadi pendengar. Gue tahu sih, maksudnya mau pinjam duit, tapi gue pura-pura bego aja. Hihihi… Lalu, Rohim jelasin lagi bahwa dia lagi butuh bantuan duit. Gue jelas ogah buat bantuin, emang di mana bapak sama emaknya? Kenapa malah pinjam duitnya sama gue? Apa Rohim melihat gue bak Bank Capek Antri yang suka kasih pinjaman duit? Kalau...